Kehidupan dokter muda peserta program internship di Indonesia kerap memiriskan. Selain beberapa yang meninggal dunia karena sakit saat tugas, kini ada lagi cerita baru soal dokter muda yang hidup miskin di tempat tugas. Nama dr Marcella kini jadi viral di media sosial Facebook.
Sejumlah akun milik dokter dan akun informasi medis pada Facebook mem-posting cerita miris terkait dr Marcella yang diakui kini tugas di Desa Teep, Kecamatan Amurang Barat, Kabupaten Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara. Sambil tugas sebagai tenaga medis di desa terpencil, dr Marcella nyambi sebagai pengamen di Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara. Dia mengamen di hotel dan gedung perkimpoian, bukan di jalan raya sebagaimana lazimnya pengamen lainnya.
Namun, dia menjelaskan seperti apa cara mengamennya. Apakah langsung menengadahkan tangan atau ada cara lain. Perjuangan untuk ngamen sepertinya tidaklah mudah. Dari desa tempatnya betugas, dr Marcella harus menempuh perjalanan darat sejauh 63 kilometer, melewati hutan dan jurang. Perjalanan itu ditempuh selama sekitar dua jam.
Sejumlah akun milik dokter dan akun informasi medis pada Facebook mem-posting cerita miris terkait dr Marcella yang diakui kini tugas di Desa Teep, Kecamatan Amurang Barat, Kabupaten Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara. Sambil tugas sebagai tenaga medis di desa terpencil, dr Marcella nyambi sebagai pengamen di Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara. Dia mengamen di hotel dan gedung perkimpoian, bukan di jalan raya sebagaimana lazimnya pengamen lainnya.
Namun, dia menjelaskan seperti apa cara mengamennya. Apakah langsung menengadahkan tangan atau ada cara lain. Perjuangan untuk ngamen sepertinya tidaklah mudah. Dari desa tempatnya betugas, dr Marcella harus menempuh perjalanan darat sejauh 63 kilometer, melewati hutan dan jurang. Perjalanan itu ditempuh selama sekitar dua jam.
Rute perjalanan darat dari Desa Teep, Kecamatan Amurang Barat, Kabupaten Minahasa Selatan ke Kota Manado. (CREENSHOT GOOGLE MAPS) Melalui pengakuannya yang beredar pada Facebook, dr Marcella terpaksa mengamen karena gajinya tak cukup untuk membiayai hidupnya di desa. Dia juga belum diperkenankan membuka praktik jasa medis atau klinik untuk mencari penghasilan tambahan.Sebulan, dia hanya digaji atau diberi bantuan hidup dasar senilai Rp 2,5 juta.Biaya hidup di kabupaten yang berada di ujung utara Pulau Sulawesi itu cukup mahal.Beda dengan di Pulau Jawa.Makanya, Rp 2,5 juta dinilai sungguh tidak cukup.Dia mencontohkan, sekali makan nasi di warung Rp 20 ribu.Di warung di Pulau Jawa, Rp 10 ribu dinilai cukup untuk membeli soporsi makanan.Demi mengirit, dr Marcella pun kerap mengonsumsi mi instan.Gajinya tak hanya dialokasikan untuk membeli makan.Dia juga harus membayar sewa kontrakan rumah dan membayar ongkos transport.Nah, inilah pengakuan dr Marcella yang beredar pada Facebook yang di-posting oleh dokter dan akun informasi kesehatan.
“Perkenalkan saya dr. Marcella , internsip di desa Teep Amurang, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara. Tolong dibantu tanyakan kenaikan bantuan hidup dasar Rp 2.5 juta itu. Biaya hidup di Indonesia Timur lebih mahal dibandingkan di Jawa. Di sini nasi warteg harganya 20ribu. Kalau di jawa 10ribu saja sudah lengkap lauk dan kenyang. Supaya irit, saya sering makan indomie. Kan harus bayar tempat tinggal (kost) dan transport juga supaya semua cukup.
Untuk survive, saya terpaksa kerja sampingan ngamen di hotel dan gedung perkimpoian di ibukota Manado yang jaraknya 63 KM (2 jam perjalanan) dari desa Teep Amurang melewati hutan-hutan dan jurang.”
Seorang yang mempostingnya adalah Chief of Heart and Vascular Center Rumah Sakit Awal Bros Makassar, dr Bambang Budiono SpJP FIHA FSCAI. Akun fans page Tag Doctors juga melakukan hal sama.Dokter Adhi Nugroho Latief juga punya cerita bagaimana cara mencari penghasilan tambahan saat menjalani program internship.“Saya dulu internsip di daerahBuat nambah uang saya jualan batu akik dan jualan mainan
Mau "ngamen" nanti di persulit sama pendamping Mau minta sama orang tua maluMau gk mau harus berani belajar di luar hal kemampuan,” tulisnya melalui akunnya pada Facebook. Membaca posting-an itu, dokter spesialsi paru pada RS Umum Daerah Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan, dr Rahadi Widodo menyampaikan usulan.
“Usulan saya sih tetap, perlu dibuat semacam "daftar hitam" untuk pemda-pemda yang tidak peduli dengan kelayakan akomodasi bagi dokter yang bertugas di daerahnya, terutama dokter internship,” tulisnya melalui Facebook.
Bambang Budiono menambahkan, “harusnya IDI proaktif memberi pressure ke PEMDA dan KEMENKES agar bisa menyediakan standard hidup layak utk dr. Iship.”
Akun Haeril Arsyam menilai cerita dr Marcella adalah cerita fiktif.
“Boong lu, g mngkin ngamen, ini tmpangny anak kaya. Kalo mw protes gaji intersft jgn sampe spt nelangsa,” tulisnya.
Namun, akun Ikhsani Utami Dewi membantah.“lah dok. temen2 internsip saya dulu, padahal masih di jawa juga masih "ngamen" karena kebetulan di fasilitasi dokter tetap rs. saya tidk, karena sdg hamil. mereka "ngamen" karena kebanyakan sudah malu untuk minta tambahan ke ortu. sdkn sy, mau ga mau masih minta. jadi, siapa tadi yang bilang boong? coba aja cek dokter internsip dimana aja. kalo yang jawa aja masih "ngamen" apalagi luar jawa... meskipun definisi ngamen dia dan kami berbeda,” tulisnya.Akun Eka Wahyu Marfuah pun merasa miris ketika membandingkan sulitnya kuliah pada fakultas kedokteran.“Ya ampun kuliah kedokteran mahal ... giliran sudah jdi dokter penghasilan nya sgtu" aja ...,” tulisnya.Sebelumnya, Menteri Kesehatan RI, Nila Moeloek menyebut, gaji dokter internship bukan Rp 2,5 juta.
Uang Rp 2,5 juta hanya uang bantuan tambahan kehidupan.Gaji dokter internship pada tiap daerah berbeda-beda, tergantung besarnya biasa hidup.Pada tahun 2016, pemerintah merencakan menaikkan uang bantuan tambahan kehidupan para dokter internship.
“Perkenalkan saya dr. Marcella , internsip di desa Teep Amurang, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara. Tolong dibantu tanyakan kenaikan bantuan hidup dasar Rp 2.5 juta itu. Biaya hidup di Indonesia Timur lebih mahal dibandingkan di Jawa. Di sini nasi warteg harganya 20ribu. Kalau di jawa 10ribu saja sudah lengkap lauk dan kenyang. Supaya irit, saya sering makan indomie. Kan harus bayar tempat tinggal (kost) dan transport juga supaya semua cukup.
Untuk survive, saya terpaksa kerja sampingan ngamen di hotel dan gedung perkimpoian di ibukota Manado yang jaraknya 63 KM (2 jam perjalanan) dari desa Teep Amurang melewati hutan-hutan dan jurang.”
Seorang yang mempostingnya adalah Chief of Heart and Vascular Center Rumah Sakit Awal Bros Makassar, dr Bambang Budiono SpJP FIHA FSCAI. Akun fans page Tag Doctors juga melakukan hal sama.Dokter Adhi Nugroho Latief juga punya cerita bagaimana cara mencari penghasilan tambahan saat menjalani program internship.“Saya dulu internsip di daerahBuat nambah uang saya jualan batu akik dan jualan mainan
Mau "ngamen" nanti di persulit sama pendamping Mau minta sama orang tua maluMau gk mau harus berani belajar di luar hal kemampuan,” tulisnya melalui akunnya pada Facebook. Membaca posting-an itu, dokter spesialsi paru pada RS Umum Daerah Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan, dr Rahadi Widodo menyampaikan usulan.
“Usulan saya sih tetap, perlu dibuat semacam "daftar hitam" untuk pemda-pemda yang tidak peduli dengan kelayakan akomodasi bagi dokter yang bertugas di daerahnya, terutama dokter internship,” tulisnya melalui Facebook.
Bambang Budiono menambahkan, “harusnya IDI proaktif memberi pressure ke PEMDA dan KEMENKES agar bisa menyediakan standard hidup layak utk dr. Iship.”
Akun Haeril Arsyam menilai cerita dr Marcella adalah cerita fiktif.
“Boong lu, g mngkin ngamen, ini tmpangny anak kaya. Kalo mw protes gaji intersft jgn sampe spt nelangsa,” tulisnya.
Namun, akun Ikhsani Utami Dewi membantah.“lah dok. temen2 internsip saya dulu, padahal masih di jawa juga masih "ngamen" karena kebetulan di fasilitasi dokter tetap rs. saya tidk, karena sdg hamil. mereka "ngamen" karena kebanyakan sudah malu untuk minta tambahan ke ortu. sdkn sy, mau ga mau masih minta. jadi, siapa tadi yang bilang boong? coba aja cek dokter internsip dimana aja. kalo yang jawa aja masih "ngamen" apalagi luar jawa... meskipun definisi ngamen dia dan kami berbeda,” tulisnya.Akun Eka Wahyu Marfuah pun merasa miris ketika membandingkan sulitnya kuliah pada fakultas kedokteran.“Ya ampun kuliah kedokteran mahal ... giliran sudah jdi dokter penghasilan nya sgtu" aja ...,” tulisnya.Sebelumnya, Menteri Kesehatan RI, Nila Moeloek menyebut, gaji dokter internship bukan Rp 2,5 juta.
Uang Rp 2,5 juta hanya uang bantuan tambahan kehidupan.Gaji dokter internship pada tiap daerah berbeda-beda, tergantung besarnya biasa hidup.Pada tahun 2016, pemerintah merencakan menaikkan uang bantuan tambahan kehidupan para dokter internship.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar